asi support group
|
|||
dedicated to support breastfeeding - asiforbaby@yahoogroups.com blog ini bukan merupakan blog resmi milist asiforbaby, blog ini disusun dan diupdate oleh salah satu moderator asiforbaby |
|||
The Logo
Previous Posts
|
Wednesday, January 31, 2007 9 Mitos menyusui dan faktanya
9 MITOS MENYUSUI DAN FAKTANYA
sumber: http://www.tabloid-nakita.com/ Katanya ASI bisa kurang kalau si bayi rakus. Bagaimana faktanya? Dr. Rudy Firmansjah B. Rivai, Sp.A dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) HarapanKita Jakarta menjelaskannya kepada kita. 1. ASI BELUM KELUAR PADA HARI PERTAMA SEHINGGA PERLU DITAMBAH CAIRAN LAIN Salah. Memang, banyak ibu yang mengalami kesulitan menyusui di hari pertama dan mengeluhkan ASI-nya tidak bisa keluar. Namun tak perlu cemas karena dihari pertama, selain bayi belum memerlukan cairan tambahan, di dalamtubuhnya pun masih ada cadangan cairan yang cukup.ASI sendiri terdiri atas 88% air. Jadi, kebiasaan memberi cairan seperti susu formula, air putih, teh manis kepada bayi baru lahir tentu kurangtepat. Di banyak negara tindakan ini sudah menjadi kebiasaan dengan alasanagar bayi tidak rewel atau sekadar menghilangkan hausnya. Ditambah lagi, bila cairan itu diberikan dengan dot, selain refleks mengisap bayi jaditidak terasah, ia juga berisiko bingung puting. 2. ASI TIDAK BISA MEMUASKAN BAYI "RAKUS" Salah. ASI bisa mencukupi semua kebutuhan asupan makanan dan minuman bayi hingga bayi berusia 6 bulan. Rata-rata kebutuhan cairan bayi pada minggupertama sekitar 80-100 ml/kg per hari, dan meningkat menjadi 140-160 ml/kgpada usia 3-6 bulan. Semua itu cukup dipenuhi hanya dengan ASI. Bahkan bagi bayi superrakus sekalipun.Sebuah penelitian menyebutkan, 98 ribu dari 100 ribu ibu yang mengatakanproduksi ASI-nya kurang, ternyata memiliki cukup ASI. ASI tidak bisaberproduksi secara optimal karena manajemen laktasi yang kurang baik. Misalnya, tidak tahu posisi menyusui yang tepat, stres, terpengaruhmitos-mitos menyusui, kurang istirahat, dan lain-lain.ASI yang dikeluarkan, baik dari payudara kanan maupun kiri, sama-samamengandung foremilk dan hindmilk atau dengan kata lain memiliki komposisi yang sama. Jadi, salah kalau ada yang menganggap payudara kanan mengandungmakanan dan yang kiri minuman. Puaskan bayi pada satu payudara selamakira-kira 15 menit. Bila masih belum puas, barulah pindahkan lagi ke payudara pertama. 3. PAYUDARA KENDUR GARA-GARA MENYUSUI Tidak ada hubungannya. Kendur tidaknya payudara tidak ada hubungannyadengan pemberian ASI. Biang keladi perubahan payudara adalah kehamilan itu sendiri. Saat hamil hormon-hormon membuat payudara penuh berisi ASI. Ukuranpayudara pun terlihat lebih besar dari biasanya. Nah, pascamenyusui, ukuranpayudara kembali normal. Akibatnya, otot-ototnya pun mengendur dan membuat payudara sedikit kendur.Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Lewat pijat atau senam payudarakeindahan bentuk payudara bisa dipertahankan. Pilih juga bra yang tepatagar bisa membuat bentuk payudara tidak kendur. Selain itu, menyusui juga bisa memproteksi payudara dari serangan kanker payudara. Penelitianmembuktikan, risiko terkena kanker mengecil jika ibu menyusui anaknya. 4. SULIT TURUNKAN BB JIKA MENYUSUI Salah. Konon, menyusui membuat nafsu makan ibu bertambah lahap, sehingga sulit mengatur berat badan. Ini tidaklah tepat. Sebuah penelitianmenyebutkan, menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebihcepat. Kala menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil diubahmenjadi energi. Sebaliknya, timbunan lemak ini sulit disingkirkan jika ibutidak menyusui. 5. UKURAN PAYUDARA TENTUKAN BANYAKNYA ASI Salah. Banyak tidaknya ASI tidak ditentukan oleh besar kecilnya payudara, tapi tergantung seberapa banyak kelenjar pembentuk air susu. Payudaraberukuran besar kanan bergizi yang cukup dan seimbang.Bahkan menyusui bisa memberi perlindungan terhadap zat kimia beracuntertentu. Pada kecelakaan kebocoran reaktor di Chernobyl, didapat fakta bahwa kadar zat radio aktif dalam ASI jauh lebih sedikit daripada dalamtubuh ibu. Para ahli pun berkesimpulan, ada mekanisme tubuh tertentu yangmenyaring racun sehingga konsentrasinya dalam ASI sangat rendah. 7. BANYAK BERISTIRAHAT BISA MENAMBAH PRODUKSI ASI Kurang tepat. Mitosnya saat istirahat produksi ASI akan berjalan lancar.Ini tidak sepenuhnya benar. Yang betul makin sering ASI diberikan, makinbanyak pula ASI dihasilkan. Produksi ASI meningkat seiring dengan gerakan mengisap. Sebaliknya, jika dihentikan maka lambat laun produksi ASI punberkurang. Itulah mengapa, berikan ASI atau pompalah secara teratur. Janganlupa untuk merawat dan memijat payudara agar produksi ASI tetap lancar. 8. TIDUR BAYI LEBIH LELAP JIKA MINUM SUSU FORMULA Tidak tepat. Memang, bayi-bayi yang diberikan susu formula cenderung tidurlama. Penyebabnya, susu formula umumnya tidak dapat dicerna dengan cepat,sehingga efek rasa kenyangnya lebih lama dan tidurnya pun terkesan lebih lama. Tapi kuantitas tidak menjamin kualitas. Jadi, tidak ada perbedaankualitas tidur antara bayi peminum ASI dan susu formula. 9. MENYUSUI TANGKAL KEHAMILAN Tidak sepenuhnya salah. Sebuah riset mengemukakan, menyusui bisa menurunkan kesuburan. Pada ibu yang tidak menyusui, kesuburan biasanya muncul kembalidalam 4-6 minggu pascapersalinan. Pada ibu menyusui, rentangnya bisa lebihlama, karena proses ovulasi terhambat.Saat menyusui produksi hormon prolaktin meningkat. Hormon ini cukup efektif menghambat ovulasi, menstruasi pun menjadi tertunda. Itulah mengapa, kalamenyusui, tubuh tak mampu menghasilkan sel telur matang. Walhasil, spermayang masuk tidak akan menemukan "pasangan"nya. Kehamilan pun tidak akan terjadi atau disebut KB alami, yang sering diistilahkan LAM (LactationAmenorrhoe Methode).Meskipun efektivitasnya mencapai 98%, menyusui tidak menjamin ibu tidakhamil. Karena persyaratan menyusui sebagai KB alami sangat ketat, di antaranya ASI harus diberikan secara eksklusif. Frekuensi pemberiannyaharus diatur, 10 kali dalam satu hari, disamping banyak syarat lain yangharus dipenuhi. Risiko kehamilan tetap besar jika ibu tidak bisa mematuhi syarat-syarat tersebut. Wednesday, January 03, 2007 menyelamatkan bayi lewat asi Kamis, 30 November 2006 00:06 WIB*TEMPO Interaktif*, *Jakarta*: "Selamatkan Bayi!". Seruan itu disampaikanKoalisi Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli ASI di sejumlah media cetak,termasuk harian ini, Selasa pekan lalu.Lewat surat terbuka yang ditandatangani Agus Pambagio, Dr Utami Roesli, danEmmy L. Smith, Koalisi mendesak pemerintah segera menuntaskan RencanaPeraturan Pemerintah tentang Pemasaran Susu Formula."Kami bermaksud melindungi ibu dan bayi dalam pemberian air susu ibueksklusif enam bulan tanpa ada 'gangguan' dan 'godaan' dari kalanganindustri susu formula, rumah sakit/rumah bersalin, dan para tenagaprofesional kesehatan lainnya," Agus memaparkan saat ditemui Tempo, Senin lalu. Di sebagian rumah sakit/rumah bersalin, ruang persalinan dan perawatan bayimasih terpisah. Karena itu, pada malam hari, para suster enderung memberikan susu formula kepada bayi-bayi yang baru lahir. Dalihnya, takingin mengganggu istirahat si ibu. Tempo pernah punya pengalaman tentang halini.Saat melahirkan putra pertama pada Oktober tahun lalu di sebuah klinik dikawasan Warung Buncit, suster memang langsung memberikan bayi kepada kamiuntuk disusui. Namun, pada malam hari, otomatis bayi kami diberi susuformula. Yang membuat merinding justru cerita seorang sahabat saat melongokputra kami di ruang perawatan bayi. Dari balik tirai, dia mengaku melihatseorang suster hanya menopang botol susu yang disorongkan ke mulut bayidengan bantal. "Gila, kalau sampai tersedak, gimana?" ujarnya. Jangankan menopang botol seperti itu, memberikan susu formula kepada bayisesungguhnya sudah merupakan kejahatan tersendiri. Kode Badan KesehatanDunia (WHO Code) menyatakan bayi harus diberi ASI secara eksklusif selamaenam bulan. Konvensi Hak-hak Anak dari Dewan Umum Perserikatan Bangsa-BangsaPasal 24 ayat 2e juga menjamin pentingnya pemberian ASI. Di sebuah Rumah Sakit bersalin di Jatinegara, meski ruangan terpisah, kataseorang suster, hal itu tidak menyulitkan pemberian ASI kepada bayi. "Kan,ada jam menyusui." Di rumah sakit itu, waktu menyusui dilakukan selama tigajam sekali mulai pukul 07.00 WIB. "Kalau bayinya rewel, nanti suster yangakan menenangkannya." Entah dengan cara apa! Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Survei Demografi KesehatanIndonesia Tahun 1997 dan 2002 menunjukkan pemberian ASI kepada bayi satu jamsetelah kelahiran menurun dari 8 persen menjadi 3,7 persen. Pemberian ASIeksklusif selama enam bulan menurun dari 42,2 persen menjadi 39,5 persen,sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,8 persenmenjadi 32,5 persen. Padahal, kata Ketua Sentra Laktasi Dokter, Dr Utami Roesli, ASI adalahcairan hidup atau mengandung enzim penyerapan. Selain mengandung protein,karbohidrat, dan lemak, ASI memiliki enzim penyerap zat-zat ini. Jika ASItidak diberikan, seluruh zat atau nutrisi yang masuk ke tubuh bayi hanyadapat diserap sekuat daya serap yang ada di tubuh bayi itu sendiri."Sebagian besar nutrisi itu tidak terserap dan akan menggumpal di dalamusus," katanya. Akibatnya, risiko anak terkena diare menjadi lebih besar. *RiniKustiani* Tuesday, January 02, 2007 kaitan antara obat dan asi
sumber: www.babycenter.com
review Oktober 2005 Informasi dikompilasi oleh Philip Anderson, seorang apoteker dan direktur Drug Information Service (University of California, San Diego Medical Center). U.S. National Library of Medicine's Pada saat seorang ibu yang menyusui mengalami gangguan kesehatan (a.k.a sakit) biasanya para ibu merasa khawatir bahwa obat yang diminum akan 'mengalir' kepada bayinya melalui asi. Memang hampir setiap obat yang diminum ibu akan masuk ke dalam asi dan mungkin dapat mempengaruhi supply asi (jumlah asi) yang dikeluarkan. Namun, banyak dokter berpendapat bahwa lebih baik ibu menyusui yang sakit minum obat daripada menularkan bayinya, karena obat bagi ibu menyusui masih lebih aman dibandingkan bagi ibu hamil. Beberapa jenis obat aman untuk dikonsumsi dengan dosis yang sesuai, antara lain: Acetaminophen, Acyclovir, Antacids, Bupivacaine, Caffeine, Cephalosporins, Clotrimazole, Contraceptives (Progestin-Only), Corticosteroids, Decongestant nasal sprays, Digoxin Erythromycin, Fexofenadine, Fluconazole, Heparin and LMW Heparins, Ibuprofen, Inhalers, bronchodilators, and corticosteroids, Insulin, Labetalol, Laxatives, bulk-forming and stool softening, Lidocaine, Loratadine, Low molecular weight heparins (enoxaparin, dalteparin, tinzaparin), Magnesium sulfate, Methyldopa, Methylergonovine (short courses), Metoprolol Miconazole, Nifedipine, Penicillins, Propranolol, Theophylline, Thyroid replacement, Vaccines (except smallpox), Vancomycin, Verapamil, Warfarin Beberapa jenis obat yang mungkin aman untuk dikonsumsi dengan dosis yang sesuai, antara lain: (efek obat-obatan ini terhadap bayi/anak tidak diketahui, tapi jika ada, efeknya sangat kecil. dalam kasus-kasus tertentu menyebabkan alergi pada bayi) ACE inhibitors, Acyclovir and valacyclovir, Anticholinergic agents, Anticonvulsants, Antihistamines (dapat mengurangi supply asi), Antituberculars, Azathioprine Barbiturates (except phenobarbital), Bupropion, Clindamycin, Oral Decongestants Ergonovine (short course), Fluconazole, Gadolinium, Haloperidol, Histamine H2 blockers Hydrochlorothiazide (low doses), Lorazepam, Methimazole, Metoclopramide, Midazolam Naproxen, Oxazepam, Paroxetine, Phenothiazines, Propofol, Propylthiouracil (PTU) Quinidine, Quinolone antibacterials, Salicylates (occasional use), Sertraline, Spironolactone Sulfisoxazole, Sumatriptan, Tetracyclines < 14 days, Trazodone, Tricyclic antidepressants (avoid doxepin), Verapamil Beberapa jenis obat yang mempunyai potensi berbahaya: Acebutolol, Atenolol, Antihistamine/decongestant combinations (bisa mengurangi supply asi), Benzodiazepines, Chlorthalidone, Citalopram, Clindamycin, Clonidine, Contraceptives (Estrogen-containing), Doxepin, Egotamine, Ethosuximide, Fluorescein IV, Fluoxetine Iodinated contrast media, Lamotrigine, Lithium (monitor infant serum levels), Metronidazole Nadolol, Narcotics, especially meperidine in addicts, or with high doses in neonates, Nefazodone Nicotine, Nitrofurantoin, Phenobarbital, anticonvulsant doses, Piroxicam, Primidone, Reserpine Sotalol, Thiazide diuretics, long-acting or high doses, Venlafaxine Beberapa jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi: (jika harus dikonsumsi berhenti menyusui sementara atau asi dipompa dan dibuang) Amantadine, Amiodarone, Antilipemics (excluding resins), Antineoplastic agents, Aspirin (large doses), Cocaine, Chlorampenicol, Clozapine, Dipyrone (dipirona in Mexican drugs), Gold Salts Iodide, Lipid-lowering drugs, Metamizole (Dipyrone), Salicyclates, large doses |
||