dedicated to support breastfeeding - asiforbaby@yahoogroups.com blog ini bukan merupakan blog resmi milist asiforbaby, blog ini disusun dan diupdate oleh salah satu moderator asiforbaby

Wednesday, January 03, 2007

menyelamatkan bayi lewat asi

Kamis, 30 November 2006 00:06 WIB*TEMPO Interaktif*,

*Jakarta*:

"Selamatkan Bayi!". Seruan itu disampaikanKoalisi Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli ASI di sejumlah media cetak,termasuk harian ini, Selasa pekan lalu.Lewat surat terbuka yang ditandatangani Agus Pambagio, Dr Utami Roesli, danEmmy L. Smith, Koalisi mendesak pemerintah segera menuntaskan RencanaPeraturan Pemerintah tentang Pemasaran Susu Formula."Kami bermaksud melindungi ibu dan bayi dalam pemberian air susu ibueksklusif enam bulan tanpa ada 'gangguan' dan 'godaan' dari kalanganindustri susu formula, rumah sakit/rumah bersalin, dan para tenagaprofesional kesehatan lainnya," Agus memaparkan saat ditemui Tempo, Senin lalu.

Di sebagian rumah sakit/rumah bersalin, ruang persalinan dan perawatan bayimasih terpisah. Karena itu, pada malam hari, para suster enderung memberikan susu formula kepada bayi-bayi yang baru lahir. Dalihnya, takingin mengganggu istirahat si ibu.

Tempo pernah punya pengalaman tentang halini.Saat melahirkan putra pertama pada Oktober tahun lalu di sebuah klinik dikawasan Warung Buncit, suster memang langsung memberikan bayi kepada kamiuntuk disusui. Namun, pada malam hari, otomatis bayi kami diberi susuformula. Yang membuat merinding justru cerita seorang sahabat saat melongokputra kami di ruang perawatan bayi. Dari balik tirai, dia mengaku melihatseorang suster hanya menopang botol susu yang disorongkan ke mulut bayidengan bantal. "Gila, kalau sampai tersedak, gimana?" ujarnya.

Jangankan menopang botol seperti itu, memberikan susu formula kepada bayisesungguhnya sudah merupakan kejahatan tersendiri. Kode Badan KesehatanDunia (WHO Code) menyatakan bayi harus diberi ASI secara eksklusif selamaenam bulan. Konvensi Hak-hak Anak dari Dewan Umum Perserikatan Bangsa-BangsaPasal 24 ayat 2e juga menjamin pentingnya pemberian ASI.

Di sebuah Rumah Sakit bersalin di Jatinegara, meski ruangan terpisah, kataseorang suster, hal itu tidak menyulitkan pemberian ASI kepada bayi. "Kan,ada jam menyusui." Di rumah sakit itu, waktu menyusui dilakukan selama tigajam sekali mulai pukul 07.00 WIB. "Kalau bayinya rewel, nanti suster yangakan menenangkannya." Entah dengan cara apa!

Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Survei Demografi KesehatanIndonesia Tahun 1997 dan 2002 menunjukkan pemberian ASI kepada bayi satu jamsetelah kelahiran menurun dari 8 persen menjadi 3,7 persen. Pemberian ASIeksklusif selama enam bulan menurun dari 42,2 persen menjadi 39,5 persen,sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,8 persenmenjadi 32,5 persen.

Padahal, kata Ketua Sentra Laktasi Dokter, Dr Utami Roesli, ASI adalahcairan hidup atau mengandung enzim penyerapan. Selain mengandung protein,karbohidrat, dan lemak, ASI memiliki enzim penyerap zat-zat ini. Jika ASItidak diberikan, seluruh zat atau nutrisi yang masuk ke tubuh bayi hanyadapat diserap sekuat daya serap yang ada di tubuh bayi itu sendiri."Sebagian besar nutrisi itu tidak terserap dan akan menggumpal di dalamusus," katanya. Akibatnya, risiko anak terkena diare menjadi lebih besar. *RiniKustiani*


link | posted by Nina at 9:54 PM |


0 Comments:

Want to Post a Comment?

powered by Blogger | designed by mela